Hamba Yang Paling Dicintai Dan 2 Perkara Yang Paling Kotor

KITAB NASHAIHUL IBAD (Kajian 09)
Karya Syaikh Nawawi Al Bantani
۝  HAMBA YANG PALING DICINTAI DAN 2 PERKARA YANG PALING KOTOR ۝

بسم الله الرحمن الرحيم
قَالَ الْمُصَنِّفُ رَحِمَهُ اللهُ تَعَالَی

وَقَالَ صَلَّی الله وعليه السلام 
Dan Nabi ﷺ bersabda :

أَحَبُّ الْعِبَادِ إِلَی اللهِ تَعَالَی أَنْفَعُ النَّاسِ لِلنَّاسِ وَأَفْضَلُ الْأَعْمَالِ إِدْخَالُ السُّرُوْرِ عَلَی قَلْبِ الْمُؤْمِنِ يَطْرُدُ عَنْهُ جُوْعًا أَوْ يَكْشِفُ عَنْهُ كَرْبًا أَوْ يَقْضِيْ لَهُ دَيْنًا 
Hamba yang paling dicintai Allah ta'ala adalah manusia yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya, dan amalan yang paling utama adalah memberi kebahagiaan ke dalam hati orang yang beriman, menghilangkan darinya kelaparan, kesusahan atau membayarkan hutangnya. 

(وَخَصْلَتَانِ لَا شَيْءَ أَخْبَثُ) أَيْ أَنْجَسُ (مِنْهُمَا الشِّرْكُ باِللهِ وَالضُّرُّ لِلْمُسْلِمِيْنَ)
(Dan dua perkara, tidak ada yang paling kotor), maksudnya paling najis (dari keduanya, yaitu menyekutukan Allah dan melakukan perbuatan yang mendatangkan mudharat bagi kaum muslimin).
فَإِنَّ جَمِيْعَ أَوَامِرِ اللهِ تَعَالَی تَرْجِعُ إِلَی خَصْلَتَيْنِ التَّعْظِيْمُ لِله تَعَالَی وَالشَّفَقَةُ لِخَلْقِهِ كَقَوْلِهِ تَعَالَی 
Sesungguhnya semua perintah-perintah Allah ta'ala , kembali kepada 2 perkara, yaitu pengagungan bagi Allah ta'ala dan kasih sayang bagi mahluk Nya, seperti firman Allah ta'ala :

أَقِمُوا الصَّلَاةَ وآتُوا الزَّكَاةَ 
Dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat

وَقَوْلُهُ تَعَالَی اشْكُرْ لِيْ وَلِوَالِدَيْكَ 
dan firman Allah ta'ala : Bersyukurlah kepada ku dan berterima kasih lah kepada kedua orang tua mu.

Qultu :
Perintah menunaikan zakat adalah isyarat agar manusia memiliki kasih sayang terhadap semua mahluk Allah ta'ala. Makna kasih sayang itu sangat luas, termasuk di dalamnya memberi manfaat dan memberi kebahagiaan serta menghilangkan kesusahan orang lain. Hal inilah yang biasanya berat dilakukan seseorang yang sudah rajin ibadah, ketika dia merasa shalat dan ritual ibadah yang dilakukannya sudah banyak, paling sesuai sunnah dan menyangka sudah cukup untuk mengantarkannya ke surga. Bahkan orang itu tidak segan menyakiti hati orang yang beriman dengan mencela ijtihadnya di dalam suatu masalah dengan celaan bid'ah sesat ketika terjadi perbedaan ijtihad. Sehingga dia terjatuh ke dalam perbuatan yang dianggap paling najis oleh Allah ta'ala, yaitu menyakiti hati orang yang beriman dan menciptakan perselisihan.

Halaman 06
Abdurrachman Asy Syafi'iy



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hikmah Kang Deni Al-Qudsy

LINK DOWNLOAD KITAB KLASIK & TERJEMAH

Hikmah Ustadz Muhamamd Hidayat Batang