Hendaklah Duduk Bersama Para Ulama
KITAB NASHAIHUL IBAD (Kajian 11)
Karya Syaikh Nawawi Al Bantani
HENDAKLAH DUDUK BERSAMA PARA ULAMA
(وَ) الْمَقَالَةُ الثَّانِيَّةُ (قَالَ) النَّبِيُّ (عَلَيْهِ السَّلَامُ عَلَيْكُمْ بِمُجَالَسَةِ الْعُلَمَاءِ) أَيْ الْعَامِلِيْنَ
Dan nasehat yang kedua, Nabi 'Alaihissalam berkata : Hendaklah kalian duduk bersama para ulama, maksudnya orang-orang yang mengamalkan ilmunya,
(وَاسْتِمَاعِ الْكَلَامِ الْحُكَمَاءِ) أَيْ الْعَالِمِيْنَ بِذَاتِ اللهِ تَعَالَی الْمُصِيْبِيْنَ فِيْ أَقْوَالِهِمْ وَأَفْعَالِهِمْ
dan mendengarkan perkataan para ahli hikmah, maksudnya orang-orang yang mengetahui sifat-sifat dzat Allah ta'ala, mereka menerapkan ilmunya di dalam perkataan-perkataan mereka dan perbuatan-perbuatan mereka.
(فَإِنَّ اللهَ تَعَالَی يُحْيِي الْقَلْبَ الْمَيْتَ بِنُوْرِ الْحِكْمَةِ) أَيْ الْعِلْمِ النَّافِعِ (كَمَا يُحْيِي الْأَرْضَ بِمَاءِ الْمَطَرِ)
Sesungguhnya Allah ta'ala menghidupkan hati yang mati dengan cahaya hikmah, maksudnya ilmu yang bermanfaat, sebagaimana menghidupkan bumi yang mati dengan air hujan.
Qultu :
Duduk bersama para ulama dapat juga diaplikasikan dengan membaca kitab-kitabnya, bagi yang tidak bisa membaca, maka carilah ustad yang membacakan kitab-kitabnya, sama saja dengan menghadiri majelis ilmu atau membaca media sosial seperti grup WA ini. Karena hati yang tidak pernah membaca atau mendengar nasehat ulama akan menjadi mati atau keras di masa tuanya, sehingga akan menjadi sulit menerima nasehat agama sampai akhir hayatnya. Ada sebagian jama'ah mengeluh bahwa ayahnya yang sudah tua sulit menerima nasehat dan marah ketika diberi nasehat agama, seperti nasehat agar mengerjakan shalat atau ibadah lainnya, lalu saya bertanya : Apakah dahulu di masa mudanya pernah duduk di majelis ilmu atau membaca tulisan-tulisan yang berisi nasehat ulama. Mereka menjawab : Tidak pernah.
Halaman : 6
Abdurrachman Asy Syafi'iy
Komentar
Posting Komentar