Ulama Terbagi Menjadi Tiga

KITAB NASHAIHUL IBAD (Kajian 12)
Karya Syaikh Nawawi Al Bantani
۝ ULAMA TERBAGI MENJADI TIGA ۝

بسم الله الرحمن الرحيم
قَالَ الْمُصَنِّفُ رَحِمَهُ اللهُ تَعَالَی 

وَفِي رِوَايَةٍ جَالِسْ الْعُلَمَاءَ وَصَاحِبْ الْحُكَمَاءَ وَخَالِطْ الكُبَرَاءَ 
Dan di dalam satu riwayat : Duduklah bersama para ulama, bersahabat lah dengan para hukama (para ahli hikmah) dan berbaurlah dengan para kubaro (para ulama besar).

أَيْ فَإِنَّ الْعُلَمَاءَ ثَلَاثَةُ أَقْسَامٍ الْعُلَمَاءُ بِأَحْكَامِ اللهِ تَعَالَی وَهُمْ أَصْحَابُ الْفَتْوَی 
Maksudnya, sesungguhnya ulama itu terbagi menjadi 3 : 
Pertama, ulama yang mengetahui hukum-hukum Allah ta'ala, dan mereka itu adalah para ahli fatwa.

وَالْعُلَمَاءُ بِذَاتِ اللهِ فَقَطْ وَهُمْ الْحُكَمَاءُ 
Kedua, ulama yang ma'rifat terhadap dzat Allah saja, dan mereka itu adalah Al Hukama (para ahli hikmah)

فَفِيْ مُدَاخَلَتِهِمْ تَهْذِيْبٌ لِلْأَخْلَاقِ لِأَنَّهُمْ أَشَرَقَتْ قُلُوْبُهُمْ بِمَعْرِفَةِ اللهِ وَأَشْرَقَتْ أَسْرَارُهُمْ بِأَنْوَارِ اللهِ 
Di dalam intervensi mereka adalah menitik beratkan pendidikan ahlak, karena hati mereka bersinar dengan sebab ma'rifat terhadap Allah, dan nampak rahasia-rahasia kemuliaan mereka dengan sebab cahaya-cahaya Allah.

وَالْعُلَمَاءُ بِالْقِسْمَيْنِ وَهُمْ الكُبَرَاءُ 
Dan ketiga adalah ulama yang mencakup dua bagian sebelumnya, mereka adalah Al Kubaro (para ulama besar).

فَإِنَّ مُخَالَطَةَ أَهْلِ اللهِ تَكْسِبُ أَحْوَالًا سَنِيَّةً 
Sesungguhnya berbaur dengan ahli Allah dapat menghasilkan keadaan-keadaan mulia

وَالنَّفْعُ بِاللَّحْظِ فَوْقَ النَّفْعِ بِاللَّفْظِ فَمَنْ نَفَعَكَ لَحْظُهُ نَفَعَكَ لَفْظُهُ وَمَنْ لَا فَلَا 
Dan manfaat dengan sebab lirikan di atas manfaat dengan ucapan. Barang siapa lirikannya memberi manfaat bagi mu, maka ucapannya memberi manfaat bagi mu. Barang siapa tidak demikian, maka tidak.

Penjelasan :
Lirikan mata, atau dengan melihat mata seorang kubaro, yaitu ulama besar yang luas ilmunya, shalih lagi ma'rifat terhadap Allah dapat menentramkan hati, menenangkan bathin, walaupun belum ada sepatah katapun yang diucapkan olehnya.

وَكَانَ السُّهْرَوَرْدِيُّ يَطُوْفُ فِيْ بَعْضِ مَسْجِدِ الْخَيْفِ بِمِنَی يَتَصَفَّحُ الْوُجُوْهَ فَقِيْلَ لَهُ فِيْهِ فَقَالَ إِنَّ لِله عِبَادًا إِذَا نَظَرُوْا إِلَی سَخْصٍ أَكْسَبُوْهُ سَعَادَةً فَأَنَا أَطْلُبُ ذَلِكَ
Dahulu Syaikh As Suhrawardi mengelilingi sebagian mesjid di Mina, berjabat tangan dengan orang banyak, lalu ditanya di dalamnya, beliau menjawab : Sesungguhnya Allah memiliki sejumlah hamba yang apabila mereka melihat kepada seseorang, maka mereka akan mengusahakan kebahagiaan bagi orang itu, dan aku sedang mencari yang demikian.

Halaman : 6
Abdurrachman Asy Syafi'iy

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hikmah Kang Deni Al-Qudsy

LINK DOWNLOAD KITAB KLASIK & TERJEMAH

Hikmah Ustadz Muhamamd Hidayat Batang