Orang Yang Mulia Tidak Pernah Melakukan Kemaksiatan
KITAB NASHAIHUL IBAD (Kajian 19)
Karya Syaikh Nawawi Al Bantani
ORANG YANG MULIA TIDAK PERNAH MELAKUKAN KEMAKSIATAN
بسم الله الرحمن الرحيم
قَالَ الْمُصَنِّفُ رَحِمَهُ اللهُ تَعَالَی
(وَ) الْمَقَالَةُ السَّابِعَةُ
Dan makalah yang ke 7 :
(عَنْ يَحْيَی بْنِ مُعَاذٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ مَا عَصَی اللهَ كَرِيْمٌ)
Dari Yahya bin Mu'adz radhiallahu 'anhu : Orang yang mulia tidak pernah melakukan kemaksiatan terhadap Allah.
أَيْ حَمِيْدُ الْفَعَالِ وَهُوَ مَنْ يُكَرِّمُ نَفْسَهُ بِالتَّقْوَی وَبِالْإِحْتِرَازِ عَنِ الْمَعَاصِي
Maksudnya, perbuatan yang terpuji adalah memuliakan dirinya sendiri dengan taqwa dan menjaga dari perbuatan-perbuatan maksiat.
(وَلَا آثَرَ الدُّنْيَا) أَيْ لَا قَدَّمَهَا وَلَا فَضَّلَهَا (عَلَی الْآخِرَةِ حَكِيْمٌ)
Dan orang yang bijak tidak akan mengutamakan dunia daripada akhirat.
أَيْ مُصِيْبٌ فِيْ أَفْعَالِهِ وَهُوَ مَنْ يَمْنَعُ نَفْسَهُ مِنْ مَخَالَفَةِ عَقْلِهِ السَّلِيْمِ
Maksudnya adalah orang yang tepat perbuatan-perbuatannya, dan Dia adalah orang yang mencegah dirinya dari perbuatan yang menyalahi akal sehatnya.
Qultu :
Orang yang paling mulia di sisi Allah adalah orang yang paling bertaqwa, bukan karena nasabnya. Maka orang yang mulia tidak pernah melakukan maksiat, karena maksiat adalah lawan dari taqwa. Sebaliknya, orang yang melakukan maksiat akan menjadi hina di sisi Allah sekalipun nasabnya terhubung kepada orang yang paling mulia.
Halaman : 7
Abdurrachman Asy Syafi'iy
Komentar
Posting Komentar